Selasa, 12 Mei 2009

teory komunikasi

Pendekatan teory komunikasi
1. a. Paradigma Positivistik/objektif
Paradigma positivistik adalah teori-teori komunikasi yang diilhami oleh ilmu alam, seperti fisika, biologi dll.
Ciri-cirinya :
• peneliti dan yang diteliti berada dalam hal yang berbeda/terpisah,
• ada control tetap
Metodenya :
• Kuantitatif
• Observasi
• Statistik
• Survey
Yang menentukan hasil penelitian teori komunikasi paradigma positivistik yang menentukan adalah hasil statistik.
b. Paradigma Post positivistik
Paradigma post positivistik adalah teori-teori komunikasi yang diilhami dari fenomologi, peneliti berada di dalam objek peneliti itu sendiri.
Metodenya :
• Kualitatif
• Wawancara mendalam
• Analisis berupa logika rasional.
Yang menentukan hasil penelitian teori komunikasi paradigma positivistik yang menentukan adalah peneliti sendiri.

2. a. Teori Sruktural dan Fungsional
Teori struktural (strukturalisme) berasal dari linguistik di mana di dalamnya menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Sedangkan pendekat fungsionalisme berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara pengorganisasian dan mempertahankan sistem.
Ciri dan jenis teori ini di bangun berdasarkan asumsi dasar teori, yaitu :
• Masyarakat adalah organisme kehidupan
• Masyarakat memiliki sub-subsistem kehidupan
• Masing-masing subsistem memilki fungsi yang berbeda
• Fungsi-fungsi subsistem saling memberi kontibusi kepada subsistem lainnya
• Setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat berdasarkan fungsi masing-masing
Menurut Littlejohn kedua pendekatan ini juga memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut :
• Baik pendekatan Stukturalisme maupun pendekatan fungsionalisme, keduanya sama-sama lebih mementingkan synchrony (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) dari pada diachrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu)
• Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatiannya pada akibat-akibat yang tidak diinginkan (unintended consequences) dari pada hasil-hasil yang sesuai tujuan. Kalangan stukturalis tidak mempercayai konsep-konsep “subjektivitas” dan “kesadaran”. Bagi mereka yang diamati terutama sekali adalah faktor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaan manusia.
• Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kepercayaaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan independent (bebas). Oleh karena itu, pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.
• Pendekatan stukturlisme dan fungsionalisme juga sama-sama bersifat dualistik, kaena keduanya memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Menurut pandangan ini, dunia hadir karena dirinya sendiri, sementara bahas hanyalah alat untuk mempersentasikan apa yang telah ada.
• Kedua pendekatan juga sama-sama memegang prinsip the correspondence theory of truth (teori kebenaran yang sesuai). Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus memprestasikan sesuatu secara akurat.
b. Teori Behavioral dan Cognitive
Teori behavioral dan cognitive merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Asumsinya tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaan utama antara aliran behavioral dan kognitif dengan aliran stukturalis dan fungsional hanya terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori behavioral dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model “S-R” (stimulus-response) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus (rangsangan) dengan response tanggapan.
Teori-teori behavioral dan cognitive juga mengutamakan analisis variabel (variabel-analytic). Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan kolerasi diantara variabel.
c. Teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan sesuatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan–kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan “interaksionisme simbolis” sosiologi dan filsafat bahasa ordiner
d. Teori kritis dan Interpretatif
Gagasan utama dari kelompok teori-teori kritis dan interpretatif banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretatif, pemikiran Max Weber, Phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran frankfrut School, serta berbagai pendekatan tekstual.
Meskipun dari teori-teori tersebut terdapat beberapa perbedaan namun dalam garis besarnya perbedaan tersebut dapat dikelompokan ke dalam dua bagian
Pertama : penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan terhadap pengalaman individual
Kedua : makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau dasar pemahaman makna.
3. Teori The Individual Difference Theory.
Argumen :
Menurut Chruden dan Sherman salah satu dari rintangan komunikasi itu adalah Perbedaan Antara Individi-individu .
Suatu rintangan yang besar dalam mengadakan komunikasi dengan banyak orang dalam suatu organisasi menunjukan fakta yang sederhana bahwa tidak ada dua orang individu yang sama. Individu-individu itu dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda, mereka pengalaman yang berlainan selama masa kanak-kanak dan masa muda, dan sebagai orang dewasa mereka mempunyai majikan dan pengawasan yang mempunyai bermacam-macam pengaruh atas mereka.
a. Perbedaan Dalam Persepsi
• Perbedaan dalam usia
• Perbedaan dalam keadaan emosi
b. Perbedaan Dalam Kemampuan Mendengarkan
c. Perbedaan Dalam Penafsiran (Semantik)
d. Perbedaan Dalam Status.
4. Teori Belajar Langsung
Argumen :
Meniru pikiran, perasaan dan tindakan orang yang mengadakan hubungan dengan dirinya. Yuni dapat mempelajari hal ini dengan menggunakan Teori Belajar Sosial salah satunya, di mana Yuni dapat meniru perasaan dan tindakan politis muda PKS tersebut dengan belajar langsung. Akan tetapi, Yuni pun harus mengetahui diri politikus muda itu dengan teori konsep diri.
• Teori Konsep Diri
Argumen :
Di mana Yuni melihat menanggapin perilaku politisi itu dengan menerangkan sifat-siofatnya dan mengambil kesimpulan tentang perilakunya. Hal ini dilakukan agar penelitian bisa lebih mengetahui pola perilaku kepribadiannya dan di sini juga di perlukan eori tentang politik diantaranya :

• Teori kebutuhan
Argumen :
Di mana manusia memiliki hirarki kebutuhan, rasa aman, kepastian, kasih sayang dan aktualisasi diri.
• Teori Sifat
Argumen :
Berfokus pada kecenderungan orang berperilaku.
• Teori Tipe
Argumen :
Mengklasifikasikan orang ke dalam kategori-kategori berdasarkan karakteristik yang dominan yang dalam perilaku politik seseorang.
• Teori Fenomenologi
Argumen :
Di mana proses yang digunakan oleh individu untuk memperhatikan dan memahami fenomena yang disajikan langsung kepad politikus .
5. Judul 1
PENGARUH PENYAJIAN BERITA PENDIDIKAN DI SURATKABAR KOMPAS TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT
• Teori S-O-R (Stimulus-Organism-respons)
Argumen :
Kehadiran penyajian khusus berita pendidikan di suratkabar Kompas tidak hanya sebuah kepentingan kosong. Akan tetapi, penyajian berita ini ditunjang oleh berbagai sudut pandang yang nantinya akan menimbulkan sebuah pengaruh tertentu dari masyarakat.
Menurut S-O-R ini, efek yang ditimbulkan dari reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan mempekirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Unsur-unsur dari model ini, yakni : pesan, komunikan, dan respon atau efek. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sdikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar semula.
Media massa mempunyai kedudukan sebagai penyampai pesan kepada para komunikannya. Media massa betindak sebagai komunikator yang selalu aktif dalam menyampaikan informasi yang bersifat aktual dan akurat. Sehingga, pengaruh yang akan didapat oleh komunikan akan baik.
• The Individual Difference Theory
Argumen :
Berdasarkan hal-hal di atas merelevansikan juga teori yang diketengahkan oleh Melvin D. Defleur dengan the individual Difference Theory sebagai teori penunjam. Teori ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Teori ini diinterpestasikan bahwa setiap individu menerima pesan dengan respon dan pengaruh yang berbeda. Respon dan pengaruh yang berbeda diakibatkan oleh faktor pendidikan, status sosial, dan sikap tertentu pada media itu sendiri. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan pengaruh yang di dapat oleh individu adanya persamaan.
Judul 2
RESPON MAHASISWA TERHADAP RUBLIK SURAT PEMBACA PIKIRAN RAKYAT
• Teori Tanggung jawab Sosial
Argumen :
Setiap masyarakat bebas memberikan informasi kepada media tetapi perlu dicatat selain itu juga masyarkt harus tanggungjawab terhadap sesuatu yang diinformasikan tersebut.
• Teori Uses and Gratifications
Argumen :
model inidigambakan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dai model jarum hifodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media.
Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap perytanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?) kebanyakan penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi massa berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi, oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek.
Model uses and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus .
• Perbedaan Individu
Argumen :
Setiap mahasiswa pasti memiliki perbedaan terhadap tanggapan rublik surat pembaca di Pikiran rakyat. Sebagian ada yang pro dan sebagian ada yang Kontra. Sebagian ada yang setuju sebagian lagi tidak setuju. Sampai kapan pun pasti tidak akan sama tanggapannya ada yang menerima ada juga yang tidak terhadap rublik tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
• Bungin, Burhan, 2006 Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana.
• Dannimo, 2005 Komunikasi Politik, Bandung : Rosda.
• Effendi, Onong Uchjana, 1993 Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra Aditya Bakti.
• Moekijat, 1993 Teori Komunikasi, Bandung : Mandar Maju.
• Rakhmat, Jalaludin, 1999 Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Rosda.
• Rakhmat, Jalaludin, 1994 Psikologi Komunikasi, Bandung : Rosda.
• Wast, Richrad & Lynn H. Turner 2008 Introducing Communication Theory Analysis and Application, (Penerjemah : Maria Matalia Damayanti Maer) Jakarta : Salembar Humanika.
.

Tidak ada komentar: