Selasa, 12 Mei 2009

persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpan informasi dan menafsirkan pesan. Perespsi ialah memberikan makna pada stimulin inderawi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:
A. Perhatian
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth. E Andersen, dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi.
Faktor Eksternal Penarik Perhatian, diantaranya:
a. Gerakan. Seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Kita senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan barang yang di iklankan.
b. Intensitas Stimuli. Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Warna merah pada latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek sukar lolos dari perhatian kita.
c. Kebaruan. Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang luar biasa lebih mudah di pelajari dan di ingat.
d. Perulangan. Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi , akan menarik perhatian. Di sini, unsur yang sudah kita kenal berpadu dengan unsur yang baru kita kenal. Perulangan jika mengandung unsur sugesti:mempengaruhi bawah sadar kita. Bukan hanya pemasang iklan, yang mempopulerkan produk dengan mengulang-mengulang “jingles” atau slogan-slogan, tetapi juga kaum politisi memanfaatkan prinsip perulangan. Emil Dofiat (1968), tokoh aliran publisistik Jerman, bahkan menyebut perulangan sebagai satu di antara tiga prinsip penting dalam menklukan massa.
Faktor Internal Penaruh Perhatian, diantaranya:
a. Faktor-faktor biologis. Dalam keadaan lapar, seluruh pikiran didominasi oleh makanan. Karena itu, bagi orang lapar, yang paling menarik perhatiannya adalah makanan. Yang kenyang akan menaruh perhatiannya pada hal-hal lain.
b. Faktor-faktor sosipsikologis. Berikan sebuah foto yang menggambarkan kerumunan orang banyak di sebuah jalan sempit. Tanyakan apa yang mereka lihat. Setiap orang akan menaruh perhatian yang berbeda.
B. Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis kelamin atau bentuk stimuli, tetapi karakterristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dalam suatu eksperimen, Levine, Chein, dan Murphy memperlihatkan gambar-gambar yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih sering ditanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang lapar daripada oleh kelompok mahasiswa yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini tidak disebabkan oleh stimuli, karena gambar yang disajikan sama pada kedua kelompok. Jelas perbedaan itu bermula dari kondisi biologis mahasiswa.
Krech dan Crutchfiled merumuskan dalil persepsi pertama:Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakan budaaya terhadap persepsi.
Kerangka Rujukan. Faktor-faktor fungsional lain yang persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini muncul dari penelitian yang berkaitan dengan persepsi objek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam kegiatan sosial komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pesan yang ditrerimanya. Menurut McDavid dan Harrari, psikolog menganggap konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami.
C. Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para Psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimr, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi itu bersifat struktural. Prinsip-prinsip ini kemudian terkenal dengan teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mnempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak dapat melihat bagian-bagiannya, lalu menghimpunya. Menurut Kohler adfalah bagian-bagian medan yang terpisah(dari medan persepsi) berada dalam interdepedensi yang dinamis (yakni, dalam interaksi) dan oleh karena itu dinamika khusus menentukan distribusi fakta dan kualitas lokalnya. Mungkin masih agak sukar dicerna. Maksud Kohler, jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dalam masalah yang dihadapinya.
Dari prinsip ini, Krech dan Crutsfield melahirkan dalil persepsi yang kedua : Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisaikan dan diberi arti. Kita mengorganisaskan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan megisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi. Dalam hubungan dengan konteks, Krech dan Crutchfield menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek berupa asimilasi dan kontras.
Karena manusia selalu memandang stimuli dalam konteksnya, dalam strukturnya, maka ia pun akan mencoba mencari struktur pada rangkaian stimuli. Struktur ini diperoleh dengan jalan mengelompokan berdasarkan persamaan atau kedekatan. Prinsip kedekatan menyatakan stimuli yang berdekatan satu sama lain dalam satu kelompok. Dari prisip ini, Kretch dan Crutchfield menyebutkan dalil persepsi yang keempat: Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat struktural dalam mengelompokan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok. Kita sebera menganggap bentuk-bentuk segitiga sebagai satu kelompok, dan titik-titik sebagai kelompok yang lain. Kita dapat meramalkan dengan cermat dengan mengukur jarak di antara objek atau melihat kesamaan bentuk, benda-benda mana yang akan dikelompokkan.
Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni struktural, sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan oleh individu yang lain. Di sini masuk jugalah masuk perenan kerangka rujukan. Ahli zoologi menganggap kuda, manusia, dan ikan paus sebagai satu kelompok (sama-sama mamalia). Diantara contoh diatas itu adalah satu kelompok mamalia bukan satu kelompok hewan.
Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya. Ia menghubungkan dirinya atau mengakrabkan dirinya dengan orang-orang yang mempunyai prestise tinggi. Terjadilah apa yang disebut cemerlang karena hubungan. Orang menjadi terhormat karena duduk berdampingan dengan anggota kabinet atau bersalaman dengan presiden. Sebaliknya, kredibilitas berkurang karena berdampingan dengan orang yang nilai kredibilitasnya rendah pula. Disinilah terjadi apa yang disebut bersalah hubungan.
Jika, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditanggapi sebagai struktur yang sama. Sering terjadi hal-hal yang berdekatan juga dianggap berkaitan atau mempunyai hubungan sebab dan akibat. Bila setelah terjadi kematian tokoh, turun hujan lebat, kita cenderung menganggap hujan lebat diakibatkan oleh tokoh yang meninggal itu. Bila terjadi kesulitan ekonomi kita akan memegang pemerintahan, orang akan mengaitkan kegagalan ekonomi itu pada kebijaksanaan kita. Bila setelah menjadi pimpinan seseorang bantuan datang, orang akan menghubungakan bantuan itu pada pengangkatan seseorang itu menjadi pimpinan. Dalam logika, kecenderungan ini dianggap sebagai salah satu kerangka acuan berpikir. Sesudah itu, dengan demikian karena itu.
Menurut Krech dan Crutchfield, kecenderungan untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.

Tidak ada komentar: