Selasa, 12 Mei 2009

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak penghujung 60-an, dikalangan ilmu komunikasi telah berkembang suatu spesialisasi mengenai penerapan teori dan konsep komunikasi secara khusus untuk keperluan pelaksanaan program pembangunan. Pengkhususan itu kemudian dikenal dengan sebutan komunikasi pembangunan.
Pada mulanya langkah konkrit pengkhususan itu diprakarsai oleh kalangan jurnalis. Adapun niat yang mendorong para pelopornya ketika itu adalah keinginan untuk melaksanakan kebijakan pemberitaan yang mendukung peliputan pembangunan.
Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol sejak selesainya Perang Dunia II. Dengan merdekanya bangsa-bangsa yang tadinya berada di bawah jajahan Negara colonial, maka sejak saat itu pulalah mereka mulai berkesempatan ntuk membenahi nasib masing-masing, dalam arti membangun negar dan kehidupan rakyatnya.
Dalam pandangan Barat, pembangunan seperti yang diartikan secara umum sekarang ini, bermula atau dipengaruhi oleh program pemerinrahan Amerika Serikat yang dicetuskan oleh Presiden Harry S. Truman pada Januari 1949. butir keempat dalam pidatonya ketiaka itu, mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan melaksanakan suatu program baru yang tangguh berupa bantuan teknik dan keuangan bagi Negara-negara miskin di dunia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan keterangan dari latar belakang di uraikan di atas, untuk merumuskan masalah, penulis dapat merumuskannya sebagai berikut:
a. Apa komunikasi pembangunan itu?
b. Apa peran komunikasi pembangunan itu?
c. Bagaiamana strategi atau usahanya supaya komunikasi pembangunan itu berhasil?
d. Komunikasi pembangunan dalam penerapannya?
C. Tujuan Masalah
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana Komunikasi Pembangunan.
b. Untuk mengetahui bagaimana Peran Komunikasi Pembangunan.
c. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pembangunan.
d. Untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi pembangunan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Komunikasi pembangunan berasal dari dua kata, komunikasi dan pembangunan.
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berdasarkan paradigma Lasswell adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mungubah perilaku orang lain. Sedangkan menurut Edwin Neumann mendefinisikan komunikasi sebagai proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi berfungsi.
b. Pengertian Pembangunan
Pembangunan yaitu modernisasi, perubahan social, industrialisasi, westernisasi, pertumbuhan (growth), dan evolsi social-kultural. Sedangkan Rogers mengartikan pembangunan sebagai proses-proses yang terjadi pada level atau tingkat system social.
c. Pengertian Komunikasi dan Pembangunan
Maka komunikasi pembangunan menurut Peterson dapat diartikan sebagai saha yang terorganisir untuk menggnakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf social dan ekonomi, yang secara umum berlangsung dalam Negara sedang berkembang.
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat” (Effendy, 2005: 92).
Dalam arti luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktifitas pertukaran pesan secara timbal balik diantara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
Dalam arti sempit komnikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
B. PERAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Dari sekian banyak ulasan para ahli mengenai peran komunikasi pembangunan, Hedebro dalam (Nasution, 2004:102-103) mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni:
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil (Schramm,1967).
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.
6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi (Rao,1966).
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang beroleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik (Rao, 1966)
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk
12. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating).
C. STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya, serta dapat menghindarkan kemungkinan efek-efek yang tidak diinginkan. Kesenjangan efek ditimbulkan oleh kekeliruan cara-cara komunikasi, hal ini bisa diperkecil bila memakai strategi komunikasi pembangunan yang dirumuskan sedemikian rupa, yang mencakup prinsip-prinsip berikut:
a. Pengunaan pesan yang dirancang secara khusus (tailored message) untuk khalayak yang spesifik.
b. Pendekatan “ceiling effect” yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bagi golongan yang dituju (katakanlah golongan atas) merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dicapai.
c. Penggunaan pendekatan “narrow casting” atau melokalisir penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak .
d. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukkan rakyat yang sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.
e. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan.
f. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri.
g. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikutsertaan khalayak (sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution, 2004:163-164).
Menurut AED (1985), ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan selama ini, yaitu :
a. Strategi Berdasarkan Media
Strategi ini memang merupakan teknik yang paling mudah, paling popular dan tentunya yang paling kurang efektif.
b. Strategi Disain Instruksional
Para disainer intruksional merupakan orang-orang yang berorientasi rencana dan system. Mereka pertama-tama melakukan identifikasi mengenai :
 Tujuan yang hendak dicapai
 Kriteria keberhasilan
 Partisipasi
 Sumber-sumber
 Pendekatan yang digunakan, dan
 Waktu.
c. Strategi Partisipasi
Yang dipentingkan dalam strategi ini bukan pada berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembangunan, tapi lebih kepada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat dalam proses berbagi pengetahuan atau keterampilan.
d. Strategi Pemasaran
Strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung dan terasa biasa. “Kalau anda dapat ,menjual pasta gigi, mengapa tidak dapat menjual kesehatan, pertanian dan keluarga berencana?”. Itulah prinsip social marketing yang menjadi pegangan strategi ini.
Sekarang ini sedang tumbuh suatu bibit unggul strategi komunikasi yang prinsip-prinsip organisasinya yang fundamental terdiri dari tiga unsur, yakni :
a. Suatu orientasi kepada khalayak
b. Lapangan yang menjadi sasaran perubahan
Prinsip dasar kedua yang mengubah pandangan kita mengenai komnikasi adalah suatu focus (content) pesan-pesan pembangunan menargetkan lapangan kesempatan ketimbang menggunakan pendekatan sekali tembak untuk difsi informasi.
Kita tahu bahwa ntk membat suatu perilak baru menjadi rutin, orang harus melakukannya berkali-kali, untuk memperoleh dukungan dari beberapa tempat, dan mendapatkan sokongan (sokongan) sedekat mungkin dengan perilaku yang baru.
c. Suatu jaringan media terpadu
Beberapa prinsip umum mengenai potensi media dewasa, yakni :
 Media penyiaran lebih baik dalam menjangkau khalayak berjumlah besar, dalam waktu cepat dengan ide-ide yang rada sederhana.
 Media cetak paling baik dalam emberikan informasi peringatan yang tepat waktu yang tidak dapat diharapkan untuk diingat sendiri oleh khalayak.
 Komunikasi antarpribad, termasuk penyuluhan, pertemuan kelompok, organisasi masyarakat, pertunjukan, merupakan cara terbaik untuk mengajar, membina penerimaan khalayak, dan menanamkan perubahan perilaku.
Yang lebih penting lagi adalah, bahwa ketiga hal di atas dibutuhkan untuk membuat suatu program menjadi efektif. Kita perlu menjangkau khalayak dengan cepat, dan mereka memerlukan sejumlah ingatan tentang apa yang telah diberitahukan, dan mereka perlu mempercayai kita agar dapat mengikuti petunjuk yang diberikan. Komunikasio yang efektif merupakan bangku berkaki tiga. Jika salah satu kakinya tiada, maka anda tidak punya banyak tempat untuk duduk.
Strategi Baru Komunikasi Pembangunan
1. Komunikasi dan Pengembangan Kapasitas Diri
Rogers memberikan jalan keluar permasalahan pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga. Rogers menyarankan ide pembangunan semestimya di mulai dari dalam diri masyarakat dalam rangka membangun kapasitas dirinya. Kesadaran inilah yang akan menuntut pada perubahan yang lebih luas. Unsure utama model pengembangan kapasitas atau pembangunan diri dalam strategi komunikasi adalah partisifasi, sosialisasi, mobilisasi, kerjasama dan tanggung jawab di antara individu kelompok dalam perencanaan pembangunan. Pada batas ini, upaya pengembangan kapasitas (diri) dimaksudkan untukmemberikan pencerahan, penguatan dan pemberdayaan masyarakat dalam menggali, mengngembangkan dan meningkatkan potensi dan kemampuan mereka.
Peran utama komunikasi dalam upaya pembangunan diri sebagai berikut :
a) Menyediakan informasi teknis tentang berbagai masalah dan kemungkinan pembangunan, serta berbagai inovasi yang tepat untuk menjawab berbagai permintaan local.
b) Menyebarkan informasi tentang pencapaian-pencapaian pembangunan diri dari kelompok-kelompok local sehingga kelompok lain dapat memperoleh keuntung dari pengalaman kelompok lainnya dan dapat memperoleh keuntungan dari pengalaman kelompok lainnya dan dapat menjadi motivasi untuk meraih pencapaian serupa.
2. Memanfaatkan Media Rakyat (Folk Media) dalam Pembangunan
Dissanayake (1984) mendefinisikan media rakyat sebagai sebuah system komunikasi yang melekat dalam kebudayaan yang telah eksis sebelum media massa muncul, dan masih eksis sebagai mode komunikasi yang vital di berbagi belahan dunia, menyajikan sebuah tingkat kelancaran tertentu, meski berubah-ubah.
Penggunaan media rakyat sebagai media alterntif yang relevan bagi pembangunandidasarkan pada beberapa alasan, diantaranya :
a) Minimnya pengetahuan dan keterampilan
b) Status social ekonomi yang rendah
c) Kemampuan baca tulis yang kurang
d) Mayoritas masyarakat pedesaan irrasional.
Tujuan penggunaan media rakyat (tradisional)
a) Membangun hubungan kedekatan, pengikat/perekat transaksi social
b) Pengakan/penghargaan identitas diri dan eksistensi budaya
c) Penyeimbang dominasi media modern
d) Menghilangkan pembatas system tradisional dan modern.
Media rakyat mempunyai banyak ragam bentuk : teater rakyat, pewayangan, penceritaan/kisah-kisah, balada dan lawakan.
3. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Media Rakyat
a) Isu krusial yang ada adalah menyisipkan pesan-pesan yang berorientasi pembangunan pada isi sebuah media rakyat
Dalam buku Basic Data, Ranganath (1980) menyarankan bahwa karakter-karakter yang mengikuti setiap bentuk media rakyat harus didasarkan pada kategori berikut :
 Bentuk (audio, visual, adiovisual)
 Isi tematis
 Fleksibilitas dalam mengakomodasi pesan-pesan pembangunan
 Konteks kebudayaan
b) Isu krusial yang berkaitan dengan integrasi antara media rakyat dan media massa.
4. Menyempitkan Jurang Pemisah Melalui Redudansi
Jurang pemisah dapat disempitkan jika menggunakan strategi-strategi komunikasi yang tepat dalam aktivitas-aktivitas difusi (Shingi dan Mody, 976 : 97), yakni :
a) Para petani lainnya (masyarakat umumnya) yang berpengetahuan rendah dan dikategorikan terbelakang dalam akses informasi, selayaknya menyimak pertunjukan di televise dan diberi akses untuk memperoleh satu set penerima (pesawat televisi)
b) Isi pesan selayaknya sederhana dan mudah dimengerti oleh para audiens non-elit
c) Daya tarik dan penyajian dari informasi selayaknya disesuaikan dengan kondisi para audiens
5. Menanggulangi Bias Pro-Literacy
Bias Pro-Literacy muncul akibat kekeliruan penafsiran sumber komunikasi yang memposisikan para audiensnya sebagai seseorang yang memiliki keahlian utama dan pendukung terhadap pesan yang disampaikan. Bahkan tidak jarang, saluran-saluran komunikasi yang ada menganggap para audiens memiliki pengetahuan dan pendidikan yang memadai dalam menerima suatu inovasi. Suatu ragam, ide gagasan atau inovasi pembangunan tidak akan mengalami kesuksesan bila mengabaikan hal ini.
Strategi efektif untuk menanggulangi para audiens illiterate, yaitu dengan mengkomunikasikan melalui pendidikan formal dan informal. Strategi tersebut diterapkan dengan memadukan ide pembangunan dan inovasi mereka sendiri sesuai level pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki diterapkan pada kaum miskin, pedesaan dan perkotaan (Melkote, 1984).
6. Memaksimalkan Peran Komunikator sebagai Agen Pembangunan
Seorang agen (komunikator) mamp melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku sasarannya (komuikan) apabila dalam dirinya terdapat factor-faktor kredibilitas dan daya tarik. Rogers (1983) mengatakan kredibilitas adalah tingkat dimana komnikator dipersepsi sebagai suatu kepercayaan dan kemampuan oleh penerima, hovland (daalam Krech, 1982) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikaator yang berkredibilitas tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh kepada perubahan sikap dalam penerimaan pesan dari pada disampaikan oleh komunikator yang berkredibilitas rendah.
Menurut Rakhmat (1999), dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan, melainkan juga keadaan komunikator secara keseluruhan. Jadi, ketika komunikator menyampaikan suatu pesan, komuniklan tidak hanya mendengar pesan tersebut, tetapi ia juga memperhatikan siapa yang menyampaikan.
7. Menyusun Pesan Beroriaentasi Kepada Audiens
Di sini para audiens diajak berkomunikasi dengan menggunakan symbol, tanda atau bahasa yang difahami bersama dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai penerima pesan. Untuk masyarakat perkotaan yang umumnya sudah memiliki banyak media, penyajian pesan harus disampaikan sedemikian rupa disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kebutuhan. Dan sebaliknya bagi masyarakat yang sosialnya lebih rendah harus disesuaikan pula dengan pendidikan dan kebutuhannya.
8. Memanfaatkan Jasa Teknologi Komunikasi
Tak dapat disangkal, pengaruh teknologi telah menyebabkan berbagi macam jenis dan bentuik perubahan dalam masyarakat. Pemanfaatan jasa teknologi komunikasi pada perubahan social sangat membantu kegiatan komunikasi pembangunan. Kini teknologi komunikasi digunakan dan diterapkan secara serius pada kegiatan-kegiatan pembangunan. Yang termasuk teknologi komunikasi diantaranya : penyiaran televise, perekam video-kaset, computer, komunikasi satelit, telepon, tele-konferensi, audio-konferensi, dan internet.
D. KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM PENERAPANNYA
Di lapangan pertanian, penerapan komunikasi pembangunan sudah sejak lamadilaksanakan. Bahkan dapat dikatakan bahwa penerapan yang mul-mula sekali adalah justru dilapangan ini, sekalipun pada masa itu belm dikenal istilah “komunikasi pembangunan”. Dalam praktek, kegiatan penyuluhan sudah ada sejak dulu.
Proyek Masagana 99
Proyek ini diresmikan Presiden Filifina Marcos pada Mei 1973, melalui suatu acara televisi secara nasional. Tujuan proyek ini adalah meningkatkan produksi beras, dengan memberikan kredit, pinjaman, sarana pertanian, dan informasi mutakhir mengenai konsep dan praktek pertanian. Di sebut juga sebagai “program survival”, karena Filifina ketika itu baru saja mengalami banjir di beberapa wilayah negaranya, dan kekeringan nasional pada 1972/73. karena itu Marcos menghimbau segenap bangsanya untuk bekerja sama mensukseskan rencana peningkatanproduksi beras yang pada saat itu dipandang sebagai suatu penanggulangan terhadap ancaman ekonomi nasional yang antara lain ditandai oleh kekurangan beras yang diperkirakan mencapai 700.000 ton per tahun
Khalayak sasaran proyek ini adalah para petani padi di 59 provinsi yang ada, dengan jumlah kurang lebih 900.00 orang. Perintisan proyek dilaksanakan pada 1971-1973, kemudian dilaksanakan sejak tahun itu hingga sekarang.
Sponsor proyek ini adalah Dewan Makanan dan Pertanian Nasional Filifina, yang termasuk bank. Ikut juga mensponsori, USAID dan IRRI.
Dilihat dari jumlah petani yang dilibatkan, tingkat kesertaan pemerintahan dan swasta, las geografis, penggunaan media massa, pengandalan para penyuluh pertanian yang terlatih, penyebaran teknologi pertanian yang baru, maka proyek ini merupakan yang terbesar dan paling menyeluruh dalam sejarah Filifina.
Proyek Msagana 99 mempunyai sebelas komponen yang terdiri dari :
1) Paket teknologi yang didasarkan pada penelitian
2) Suatu program produksi dan distribusi bibit
3) Suatu system aloksi dan distribusi pupuk
4) Sutau program kampanye yang ditujukan untuk mengendalikan hama tanaman dan serangga
5) Suatu program kredit
6) Suatu program pendistribusin pompa irigasi ataupun perbaikan system pengairan yang ada
7) Peningkatan jumlah dan jangkauan penyuluhn pertanian keliling
8) Suatu kampanye media massa untuk menyebarkan informasi dan mendidik masyarkat mengenai konsep-konsep dan praktek-praktek pertanian
9) Suatu system dukngan harga yang dikaitkan dengan pembelian dan penyimpanan hasil produksi
10) Sistem administrasi dan lintas sektoral yang difokskan pada wilayah sasaran yang dirumuskan dengan teliti, dan
11) Suatu nit manajemen yang bertugas untuk perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring keseluruhan program.
Dalam proyek ini, radio merpakan media utama, karena menurut hasil penelitian radio menjangkau 85 % poplasi petani, setiap 3 dari 4 rumah tangga petani di Negara itu memiliki radio transistor. Untuk proyek ini lebih dari 224 stasiun radio menyiarkan petunjuk, jingle (lagu singkat seperti iklan), dan skit (lakon pendek yang lucu) mengenai pertanian, sepuluh kali sehari. Disamping itu 125 stasiun radio menyelenggarakan lebih dari 50 program pertanian dalam acara-acara siarannya.
Sebagai media penunjang yang utama adalah komik intruksional, brosur dan bulletin dlam 8 dialek bahasa daerah yang utama, surat kabar, dan poster-poster promosi bersifat instruksional. Peranan TV terbatas terutama pada peliputan pembukaan proyek, dan aktivitas tertentu di lapangan.
Pada 1977,proyek ini memberi penekanan pada pelaksanaan peningkatan hasil termasuk peningkatan hasil jumlah keluargapetani yang berpartisipasi. Sejak itu proyek ini dikenal sebagai “Masagana 99+10”.
Hasil dari Proyek Masagana
Terlepas dari problem transportasi, cuaca, hambatan, distribusi, dan penularan hama, hasil padi diwilyah Masagana 99 telah meningkatkan secara dramatis. Pada 1973-1974 produksi padi di wilayah proyek meningkat 28 %, kemudian pada 1975 sebesar 29 %, dan pada 1976 meningkat 38 %.
Sebagai contoh hasil yang dicapai diwilayah proyek pada 1974/75 adalah 3,3 ton per hektar, sedang di wilayah non proyek adalah 0,77 ton per hektar.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Intinya pembangunan hanya memiliki satu tujuan yaitu melakukan suatu perubahan “positif”. Bagaimana supaya tujuan itu tercapai atau berhasil maka kita harus menggunakan strategi-strategi yang pada intinya strategi itu adalah meliputi :
Perencanaan-komunikator-pesan-media-komunikan-efek-respon-evaluasi.

B. Saran
Semoga dengan adanya komunikasi pembangunan ini bias lebih maju. Komunikasi pembangunan dapat menjalankan peranannya dengan baik, demi berjalannya stabilitas dalam ruang lingkup komunikasi.



DAFTAR PUSTAKA

 Dilla, Sumadi, Komunikasi Pembangunan, Simbiosa rekatama media, Bandung : 2007.
 Nasution, Zulkarimein, Komunikasi Pembangunan, Raja Grafindo Persada, Jakarta : 1987.
 Saefullah, Ujang, Kapita Selekta Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung : 2007
 Uchajana, Effendy, Onong, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung : 1984

Tidak ada komentar: