Kamis, 15 Oktober 2009

ide dan fakta dalam proses komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai komunikasi insani berarti kita berbicara mengenai nilai atau etika yang di anut seseorang atau komunitas tertentu karena setiap pribadi atau komunitas memiliki nilai yang di yakininya. Richard Means mengatakan esensi manusia yang tinggi adalah homo ethicus, artinya bahwa manusia sebagai pembuat penilaian etika. Tetapi masalahnya adalah mengapa mempersoalkan etika dalam komunikasi? Seberapa pentingkah etika dalam komunikasi? Dan bagaimana implikasinya bila berkomunikasi menggunakan etika atau tidak?
Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi antar insane sehinggga komunikasi di nilai sangat berpengaruh terhadap manusia lain sehingga seorang komunikator secar sadar memilih cara-cara berkomunikasi guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Apakah bertujuan menyampaikan informasi, mempengaruhi orang lain, meningkatkan pemahaman seseorang, atau mengubah tingkah laku orang.
Pentingnya etika dalam proses komunikasi bertujuan agar komunikasi kita berhasil dengan baik (komunikatif), yang menurut Wilbur Schtamm kondisi suksesnya komunikasi itu terjalin hubungan yang harmonis antara komunikator dan komunikan. Hubungan akan terjalin secara harmonis apabila antara komunikator dan komunikan saling menumbuhkan rasa senang. Rasa senang akan muncul apabila keduanya saling menghargai, dan penghargaan sesama akan lahir apabila keduanya saling memahami tentang karakteristik seseorang dan etika yang di yakini masing-masing.






1.2 Perumusan Masalah
1. Apa itu ide?
2. Apa itu fakta?
3. Bagaimana etika komunikasi?
4. Bagaimana tips menyampaikan ide yang baik?
5. Bagaimana komunikasi yang efektip?
6. Bagaimana prinsip-prinsip komunikasi menurut al-qur’an?

1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian ide
2. Untuk mengetahui pengertian fakta
3. Untuk mengetahui etika komunikasi
4. Untuk mengetahui tips menyampaikan ide yang baik
5. Untuk mengetahui komunikasi yang efektip
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip komunikasi menurut al-qur’an
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ide
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan gagasan atau cita-cita. Ide dalam kajian Filsafat Yunani maupun Filsafat Islam menyangkut suatu gambaran imajinal utuh yang melintas cepat. Misalnya ide tentang sendok, muncul dalam bentuk sendok yang utuh di pikiran. Selama ide belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka ide masih berada di dalam pikiran.
Ide yang sudah dinyatakan menjadi suatu perbuatan adalah karya cipta. Untuk mengubah ide menjadi karya cipta dilakukan serangkaian proses berpikir yang logis dan seringkali realisasinya memerlukan usaha yang terus menerus sehingga antara ide awal yang muncul di pikiran dan karya cipta satu sama lain saling bersesuaian sebagai kenyataan. Alam Pikiran Yunani menjangkau pengertian Ide Ideal atau Ide Sempurna. Dari pemikiran tentang yang sempurna itu lahirlah gagasan-gagaan tentang ketuhanan sebagai Ide Ideal Tertinggi yang dapat dipikirkan dan dirasakan oleh manusia keberadaannya yaitu tentang Pencipta Makhluk atau Tuhan.
2.2 Pengertian Fakta
Fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa
dibuktikan. Termasuk di dalamnya ucapan pendapat atau penilaian orang atas
sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, pasal 3 ayat (30) dijelaskan antara lain,
“…di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia harus membedakan
antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga tidak mencampuradukkan
yang satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita yang
diputarbalikkan atau dibubuhi secara tidak wajar.”
Pendapat juga disebut opini. Dikenal public opinion atau pendapat umum
dan general opinion atau anggapan umum. Opini merupakan persatuan (sintesis)
pendapat-pendapat yang banyak; sedikit banyak harus didukung orang banyak
baik setuju atau tidak setuju; ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi; dapat
berubah; dan timbul melalui diskusi social
2.3 Etika Komunikasi
1. Etika komunikasi antar persona
Menurut Ronald Arnett standar etika komunikasi antar persona, yaitu :
a. Kita terbuka terhadap informasi yang merefleksikan perubahan konsep diri sendiri atau orang lain
b. Aktualisasi diri atau pemenuhan diri partisipan harus di dukung jika semuanya memungkinkan
c. Kita harus memperhitungkan emosi dan perasaan kita sendiri.
2. Etika komunikasi antar budaya
Menurut K.S Sitaram dan Roy Cogdell standar etika komunikasi antar budaya yaitu :
a. Kognitif (pengetahuan)
b. Afektip (sikap)
c. Psikomotorik (perilaku)
3. Etika komunikasi antar massa
Menurut pakar komunikasi etika komunikasi massa, yaitu :
a. Berkaitan dengan informasi yang benar dan jjur sesuai fakta sesungguhnya
b. Berlaku adil dalam menyajikan informasi, tidak memihak satui golongan
c. Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari kata-kata provokatif.
d. Hindari gambar yang seronok

2.4 Cara Menyampaikan Ide Dengan Brilian [How To]
________________________________________
Bahkan ide yang kurang brilian pun bisa ‘dijual’. Asal Anda tahu cara menyampaikannya. Kemahiran berpresentasi sesunggunya bisa dipelajari. Jadi, bukan persoalan bakat. Sehingga apapun presentasi Anda, sebaiknya kuasailah teknik presentasi.
Berikut ini akan dikupas lebih spesifik mengenai tips menyampaikan ide dengan brilian dan tepat sasaran:
1. Ice Breaking. Presentasi bagus itu penting. Tapi ada yang lebih penting: aksi setelah gagasan dalam presentasi dipahami audience. Ada pertanyaan terpenting sebelum melakukan presentasi. Pertanyaan itu harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri, “Apa yang harus saya lakukan dan bagaimana cara saya meyakinkan mereka?” Anda bisa melakukan ice breaking dengan menjabarkan keuntungan yang akan diterima audience : Orang selalu tertarik mendengar kata keuntungan. Misalnya, jika Anda mempunyai gagasan bagaimana menaikan omzet perusahaan di depan para pemimpin perusahaan, Anda bisa mengatakan “Jika sistem ini diterapkan di perusahaan kita, Anda akan mendapatkan keuntungan A, B, dan C.
2. Meteri Matang. Untuk bisa sampai ke tahap aksi, Anda harus mengetahui karakter audience. Ada banyak jenis audience. Ada yang senang mengeritik, ada yang cenderung sinis, bahkan ada yang nyantai. Ketahui pula ekspektasi mereka terhadap gagasan yang Anda kemukakan. Siapkan materi dengan matang jauh-jauh hari. Galilah informasi untuk mendukung gagasan Anda. Caranya bisa lewat buku atau internet. Persiapkan juga kalimat-kalimat pembuka yang akan dilontarkan, meteri pokok, dan penutupnya. Sebelum hari H, sampaikan terlebih dulu di depan rekan-rekan. Setelah itu, mintalah feedback dari mereka. Cari tahu apa sebenanrnya ada orang-orang yang menginginkan gagasan Anda. Cara ini akan membuat Anda siap.
3. Awal dan Akhir Mengesankan. Dua hal terpenting dalam menjual gagasan adalah impresi pada 30 detik pertama dan 15 detik terakhir. Mengapa? Karena orang akan membuat keputusan apakah akan mendengarkan atau tidak pada 30 detik pertama. Buang jauh-jauh merebut perhatian audience dengan cara membuat lelocon-lelucon garing. Boleh saja menyelipkan humor, asal harus sesuai dengan konteks pembicaraan dan tepat sasaran. Untuk akhir impresi, berikan audience sesuatu yang berkesan. Kalau bisa, kaitkan dengan kalimat pembukaan. Misalnya, jika Anda membuka pembicaraaan dengan sebuah kisah, maka lengkapi kisah tersebut pada sesi closing. Begitu juga bila Anda membukanya dengan data statistik atau kata-kata bijak, ulangi kata tersebut pada penutup.
4. Singkat dan Padat. Kalimat-kalimat panjang dan bertele-tele akan teras sangat membosankan. Apalagi jika Anda berpresentasi di depan para bos. Mereka sibuk dan tak punya waktu banyak untuk mempelajari topik yang Anda sampaikan. Mereka hanya ingin mengetahui bagaimana cara agar dapat membantu Anda. Hindari penggunaan kata-kata sulit. Istilah asing yang tidak familiar tidak akan membuat presentasi Anda menjadi terlihat hebat. Gunakan kalimat sederhana yang mudah dipahami orang lain dan jangan lupa untuk memberikan contoh yang konkret.
5. Tampil Optimal. Berdirilah dengan tubuh tegak, dan tersenyum. Kendalikan vokal Anda. Perhatikan pula intonasi dan artikulasinya. Jangan bicara terlalu cepat seperti takut ketinggalan kereta -apalagi sampai terengah-engah- tapi bicaralah dengan suara yang terdengar tengan dan jelas. Lakukan kontak mata dengan audience. Arahkan mata Anda ke setiap audience satu per sau jika jumlahnya sedikit. Perhatikan juga body language Anda: Hindari memasukkan tangan ke kantong, berpegangan pada meja, memainkan rambut dan memainkan tangan terlalu ekspresif. Selain itu (bagi kaum wanita), hindari memakai aksesori yang berlebihan dan pakaian berwarna terang benderang. Anda pribadi tentu risih jika perhatian orang hanya ditujukan pada pakaian dan aksesori yang Anda kenakan.
6. Show Time. Presentasi akan lebih manarik bila menggunakan alat bantu visual. Apalagi kalau gagasan Anda banyak menggunakan data numerikal seperti statistik atau grafik. Peranti visual juga bisa meminimalisir rasa grogi. Tatapan mereka teralihkan ke layar. Dan satu lagi yang terpenting gagasan Anda akan lebih mudah dipahami. Agar presentasi menarik, kuasai software presentasi. Microsoft Power Point misalnya. Program ini fleksibel karena bisa memainkan format animasi, suara dan video. Setidaknya Anda bisa berkreasi dengan desain slide presentation yang menarik. Software Macromedia Flash juga bisa Anda kombinasikan untuk memaksimalkan tampilan animasi pada presentasi Anda.
7. Siapkan Jawaban. Presentasi usai. Sesi selanjutnya tanya-jawab. Pada sesi ini Anda dituntut untuk cermat mendengarkan pertanyaan-pertanyaan terutama yang terkesan menyerang. Jika jawaban Anda tidak cukup elegan dan diplomatis, bisa jadi citra baik yang telah Anda bangun selama presentasi bisa pudar. Lantas, bagaimana menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang terkesan “memojokkan”? Kalem saja. Jawab dengan tenang dan barikan argumentasi yang kuat. Tunjukan jawaban Anda kepada semua audience, jangan hanya disisi penanya. Arahkan tatapan mata Anda kepada audience yang lain.
8. Latihan, latihan dan latihan. Ada banyak cara belajar: 1) Dengan bertanya kepada orang-orang yang terlebih dahulu mahir; 2) Anda bisa mempelajari video. Untuk berlatih, Anda bisa menjajalnya di depan cermin, keluarga, dan teman Anda.

2.5 Komunikasi Yang Efektif
1. Ditinjau dari segi pesannya :
a. Pesan harus direncanakan dan di susun sedemikian rupa sehingga dapat menarikperhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan.
c. Pesan harus membangkitkankebutuhan pribadi komunikan dan mengarahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi dimana komnikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
e. Pesan harus menggunakan kata-kata yang sederhana, halus, lembut dan tidak ambigu.
2. ditinjau dari komunikatornya harus memiliki dua criteria yakni :
a. source credibility artinya komunikator harus memiliki ke ahlian tentang masalah yan sedang dibicarakan. Menurut Devito (1997-459) criteria kredibilitasnya seorang komunikator, yaitu :
• Tunjukan kepada khalayak pengalaman dan pendidikan yang membuat kita layak membicarakan topic ini
• Kutip beragam sumber riset.
• Tekankan kompetensi khusus sumber kita jika khalayak tidak mengenalnya
• Tekankan kompetensi kita, bukan ketidakmampuan kita
b. source attractiveness atau daya tarik komunikator. Ntuk membangun daya tarik, menurun Devito ada empat criteria penting yang harus di penuhi komunikator, yaitu :
• Tekankan kejjuran dan sikap tidakmemihak
• Tekankan kepedlian kita pada nilai-nilai yang kekal
• Tekankan kesamaan kita dengan khalayak, terutama kepercayaan, sikap, nilai, tujuan dan kepentingan kita
• Tekan kepedulian kita akan kesejahteraan khalayak pendengar
Sedangkan menurut Aristoteles ada tiga cara untuk mempengaruhi komunikan, yaitu :
1. Ethos
Dengan ethos, kita merujuk kepada komunikator. Komunikator yang jujur, dapat dipercaya, memiliki pengetahuan yang tinggi.
2. Logos
Dengan logos kita meyakinkan komunikan tentang kebenaran argumentasi kita. Kita mengajak mereka berfikir, menggunakan akal sehat, dan membimbing sikap kritis.
3. Pathos
Dengan pathos, kita bujuk komunikan untuk mengikuti pendapat kita

2.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Menurut Al-Quran
1. Prisip Qaulan Sadidan
Qaulan Sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur, lrus tidak bohong dan tidak berbelit-belit.
2. Prinsip Qaulan Balighan
Qaulan Balighan berarti fasih, jelas maknanya, terang tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu Qaulan Balighan dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.



3. Prinsip Qaulan Ma’rupan
Kata ma’rupan berbentk isim maf’ul dari kata ‘arafa, bersinonim dengan kata al-khair, al-ihsan yang berarti baik, dan qaulan ma’rpan bias diartikan sebagai perkataan yang enak di rasa oleh jiwa dan membuat kita menjadi penurut
Dengan demikian perkataan yang baik ituu adalah perkataan yang menimbulkan rasa tenteram dan damai bagi orang yang mendengarkan.
4. Prinsip Qaulan Kariman
Qaulan Kariman berarti perkataan yang baik, enak di dengar dan manis di rasakan, bijaksana, berkualitas dan bermanfaat
5. Prinsip Qaulan Layyinan
Qaulan Layyinan hendaklah menggunakan kata-kata yang lembut, suara yang enak di dengar, sikap yang bersahabat dan perilaku yang menyenangkan.
6. Prinsip Qaulan Maysuran
Qaulan Maysuran yaitu berkata yang mudah, ringan, tidak menyulitkan dan baik, walaupun mereka (orang-orang musyrik/non islam) menghina dan mencemoohkan kita (umat islam).















BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Komunikasi yang etis bukan hanya serangkaian keputusan yang cermat dan reflektif, serta berkomunikasi dengan cara yang bertanggung jawab dan etis, melainkan penerapan kaidah-kaidah etika secara berhati-hati, kadang-kadang tidak mungkin dilakukan. Tekanan yang di hadapi mungkin saja terlalu besar atau batas waktunya terlalu dekat untuk membuat suatu keputusan sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk mempertimbangkan secara mendalam atau kita kurang memahami criteria etika yang relevan untuk diterapkan. Situasinya mungkin begitu unik sehingga criteria yang dapat diterapkan tidak segera terlintas dalam benak. Dalam saat-saat kritis, keputusan kita mengenai komunikasi etis muncul bukan dari pertimbangan yang mendalam melainkan lebih dari karakter yang terbentuk dalam diri kita sendiri.
















DAFTAR PUSTAKA

• Saefullah Ujang, 2007, Kapita Selekta Komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
• id.wikipedia.org/wiki/IDE - Cached - Similar
• gambarhidup.blogspot.com/.../ide-adalah-sebuah-rancangan-pikiran.html - Cached - Similar
• sman1-rajagaluh.blogspot.com/.../bahasa-indonesia-tentang-pengertian.html - Cached - Similar
• www.forumkami.com/.../17314-cara-menyampaikan-ide-dengan-brilian-how.html - Cached - Similar

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah ada neng pipit ternyata, , ,
heu, , , kalo bisa mah semua jawaban ujian di tulis nya, , , biar bisa niron, , , hehehe, , , piss ah, , ,